Jakarta – Sejarah mencatat, banyak pemimpin yang gagal ketika mendapat kesempatan menjadi orang nomor satu. Tetapi pena sejarah juga memperlihatkan, banyak pemimpin yang dikenang hingga saat ini dan menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya. Pemimpin disini tak hanya para pemegang tampuk pemerintahan, melainka juga mereka yang memegang kendali perusahaan.
“Membangkitkan Pos Indonesia dari Mati Suri” hal ini lah yang menjadi salah satu penilaian utama kepada Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Dr. I Ketut Mardjana. Dalam waktu sekejap membalikan kondisi PT Pos Indonesia (Persero) dari buntung menjadi untung. Terus merugi hingga tahun 2008 nyaris ditutup, kini berkat tangan dingin Mardjana, Pos Indonesia menjadi pemimpin pasar jasa pengiriman dokumen. Terbukti, sejak tahun 2009 hingga 2012 pun selalu dikantongi Pos Indonesia, tercatat laba tahun 2012 mencapai Rp 214,334 milyar.
Perubahan demi perubahan dilakukan dari mulai melakukan diversifikasi usaha, perbaikan kultur kerja lewat efisiensi dan pembaharuan di segala aspek, Mardjana Mampu menaikan citra Pos Indonesia. Keberhasilannya menjadi pempimpin diakui Mardjana ditopang tiga factor utama; vision, value dan courage. Vision tanpa pengetahuan, jaringan, dan pengalaman tidak akan membuat seseorang maju. Value tanpa integritas juga hanya membuat hanya membuat seseorang menjadi kerdil. Dengan integritas mensyaratkan kita untuk focus pada satu tujuan. Sedangkan courage mengarah kita untuk berani mengambil tindakan.
“Penghargaan ini bukan penghargaan bagi saya sendiri, melainkan penghargaan bagi seluruh insan Pos Indonesia, sebagaimana tertuang dalam budaya perusahaan CINTAPOS, pada huruf “T” yaitu Teamwork, oleh karena itu keberhasilan ini merupakan hasil teamwork seluruh jajaran manajemen dan seluruh karyawan Pos Indonesia” Ujar Mardjana.
Keberhasilan Mardjana menakhodai Pos Indonesia sejak tahun 2009 hingga sekarang, diakui oleh Majalah Gatra. Bersanding dengan Dirut KAI, Dirut Garuda dan 23 CEO lainnya baik dari BUMN maupun perusahaan swasta, Mardjana diberikan anugrah sebagai CEO Inovatif Untuk Negeri pilihan Majalah Gatra, penghargaan lainnya pun pernah dianugrahkan kepada Mardjana diantaraya adalah CEO Terbaik Pilihan Tempo dan Inspiring CEO pilihan Harian Seputar Indonesia.
“Membangkitkan Pos Indonesia dari Mati Suri” hal ini lah yang menjadi salah satu penilaian utama kepada Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Dr. I Ketut Mardjana. Dalam waktu sekejap membalikan kondisi PT Pos Indonesia (Persero) dari buntung menjadi untung. Terus merugi hingga tahun 2008 nyaris ditutup, kini berkat tangan dingin Mardjana, Pos Indonesia menjadi pemimpin pasar jasa pengiriman dokumen. Terbukti, sejak tahun 2009 hingga 2012 pun selalu dikantongi Pos Indonesia, tercatat laba tahun 2012 mencapai Rp 214,334 milyar.
Perubahan demi perubahan dilakukan dari mulai melakukan diversifikasi usaha, perbaikan kultur kerja lewat efisiensi dan pembaharuan di segala aspek, Mardjana Mampu menaikan citra Pos Indonesia. Keberhasilannya menjadi pempimpin diakui Mardjana ditopang tiga factor utama; vision, value dan courage. Vision tanpa pengetahuan, jaringan, dan pengalaman tidak akan membuat seseorang maju. Value tanpa integritas juga hanya membuat hanya membuat seseorang menjadi kerdil. Dengan integritas mensyaratkan kita untuk focus pada satu tujuan. Sedangkan courage mengarah kita untuk berani mengambil tindakan.
“Penghargaan ini bukan penghargaan bagi saya sendiri, melainkan penghargaan bagi seluruh insan Pos Indonesia, sebagaimana tertuang dalam budaya perusahaan CINTAPOS, pada huruf “T” yaitu Teamwork, oleh karena itu keberhasilan ini merupakan hasil teamwork seluruh jajaran manajemen dan seluruh karyawan Pos Indonesia” Ujar Mardjana.
Keberhasilan Mardjana menakhodai Pos Indonesia sejak tahun 2009 hingga sekarang, diakui oleh Majalah Gatra. Bersanding dengan Dirut KAI, Dirut Garuda dan 23 CEO lainnya baik dari BUMN maupun perusahaan swasta, Mardjana diberikan anugrah sebagai CEO Inovatif Untuk Negeri pilihan Majalah Gatra, penghargaan lainnya pun pernah dianugrahkan kepada Mardjana diantaraya adalah CEO Terbaik Pilihan Tempo dan Inspiring CEO pilihan Harian Seputar Indonesia.
“Tidaklah berlebihan bila dikatakan para pengusaha dan para industriawan nasional merupakan patriot bangsa yang sangat menentukan matrabat dan kedaulatan bangsa” ujar Budiono Kartohadiprodjo Direktur Utama Gatra Media Group pada acara penganugrahan kepada para CEO Inovatif di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Senin, 15 April 2013.
“Ketika Gatra membangun rencana untuk mendapatkan sejumlah CEO terbaik, sebagian besar pemikiran yang menjadi pertimbangan utama dalam penilaian kriteria, diantaranya yang tertuang dalam buku terbarunya Dr. Linda Henman, Landing in the Executive Chair: How to Excel in the Hot Seat, merumuskan lima syarat untuk menjadi seorang CEO jempolan. Meski bukan menjadi syarat mutlak (karena tiap CEO memiliki variasi persoalan yang unik), pemikiran Henman bisa dicermati.” Ujar Carry Nadeak Redaktur Pelaksana Majalah Gatra dalam paparannya pada acara Gatra Executive Forum 2013.
Kemampuan berpikir strategis adalah yang pertama dan yang membentuk efektif-tidaknya seorang pemimpin. Seorang CEO tahu bagaimana menyelaraskan strategi jitu dengan taktik dan talenta yang ada. Mereka yang bereaksi terhadap sebuah kejadian ketimbang merencanakan masa depan akan tetap menjadi follower dan bukan pemimpin.
Lalu kemampuan membuat keputusan yang tepat. Faktor ini menjadi pusat keberhasilan kepemimpinan seorang CEO. Keputusan yang tidak berhasil menemui sasaran sama buruknya dengan seorang CEO yang tidak bisa menemukan keputusan yang tepat.
Seorang CEO yang baik itu, tahu bagaimana membuat simpul yang tepat antara sumber daya manusia yang tepat dan strategi yang ia gariskan. Untuk kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang tepat, seorang CEO akan mencari yang terbaik dari yang tersedia dan memberikan kompensasi yang tepat.
Excellence menjadi syarat berikutnya yang harus dimiliki seorang CEO. Aim high, begitu tagline yang biasa muncul. Menghabiskan pikiran untuk masalah-masalah tersier bukan ciri seorang CEO yang baik. Henman menempatkan orientasi pada hasil di bagian akhir persyaratannya. Setelah mendapatkan SDM yang mumpuni, menetapkan target yang jelas dan tanggung jawab, hasil akhir yang positif adalah buah yang diperoleh seorang CEO, yang kemudian menjadi kebanggaan korporat. “Hal-hal tersebut yang kami jadikan benang merah untuk melakukan penilaian dan pemilihan terhadap para CEO terbaik dari yang terbaik” tutup Carry.
Direktur Utama Gatra Media Group Budiono Kartohadiprojo mengatakan dalam sambutan Gatra Executive Forum 2013 Penghargaan yang dianugrahkan Gatra kepada para CEO yang memiliki inovasi merupakan salah satu wujud dari pemberitaan kebijakan Gatra yang tidak menganut kebebasan untuk kebabasan, melainkan Gatra menganut apa yang terbaik untuk merah putih itulah yang terbaik untuk Gatra.
Gatra tidak mengabdikan kebebasanya untuk kebebasan semata, melainkan semata-mata mengabdikan untuk merah putih. Dan lain dari pada itu terkait globalisasi yang menafikan batas-batas wilayah Negara telah menetapkan korporasi multinasional sebagai lembaga yang sangat berperan dan menentukan hubungan kepentingan antar bangsa, sehingga tidaklah berlebihan bila dikatakan para pengusaha dan para industriawan nasional merupakan patriot bangsa yang sangat menentukan matrabat dan kedaulatan bangsa.
(Disarikan dari beberapa sumber Majalah Gatra Edisi Khusus CEO Inovatif, sambutan Dirut Gatra Media Group dan Sambutan Redaktur Pelaksana Majalah Gatra)
“Ketika Gatra membangun rencana untuk mendapatkan sejumlah CEO terbaik, sebagian besar pemikiran yang menjadi pertimbangan utama dalam penilaian kriteria, diantaranya yang tertuang dalam buku terbarunya Dr. Linda Henman, Landing in the Executive Chair: How to Excel in the Hot Seat, merumuskan lima syarat untuk menjadi seorang CEO jempolan. Meski bukan menjadi syarat mutlak (karena tiap CEO memiliki variasi persoalan yang unik), pemikiran Henman bisa dicermati.” Ujar Carry Nadeak Redaktur Pelaksana Majalah Gatra dalam paparannya pada acara Gatra Executive Forum 2013.
Kemampuan berpikir strategis adalah yang pertama dan yang membentuk efektif-tidaknya seorang pemimpin. Seorang CEO tahu bagaimana menyelaraskan strategi jitu dengan taktik dan talenta yang ada. Mereka yang bereaksi terhadap sebuah kejadian ketimbang merencanakan masa depan akan tetap menjadi follower dan bukan pemimpin.
Lalu kemampuan membuat keputusan yang tepat. Faktor ini menjadi pusat keberhasilan kepemimpinan seorang CEO. Keputusan yang tidak berhasil menemui sasaran sama buruknya dengan seorang CEO yang tidak bisa menemukan keputusan yang tepat.
Seorang CEO yang baik itu, tahu bagaimana membuat simpul yang tepat antara sumber daya manusia yang tepat dan strategi yang ia gariskan. Untuk kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang tepat, seorang CEO akan mencari yang terbaik dari yang tersedia dan memberikan kompensasi yang tepat.
Excellence menjadi syarat berikutnya yang harus dimiliki seorang CEO. Aim high, begitu tagline yang biasa muncul. Menghabiskan pikiran untuk masalah-masalah tersier bukan ciri seorang CEO yang baik. Henman menempatkan orientasi pada hasil di bagian akhir persyaratannya. Setelah mendapatkan SDM yang mumpuni, menetapkan target yang jelas dan tanggung jawab, hasil akhir yang positif adalah buah yang diperoleh seorang CEO, yang kemudian menjadi kebanggaan korporat. “Hal-hal tersebut yang kami jadikan benang merah untuk melakukan penilaian dan pemilihan terhadap para CEO terbaik dari yang terbaik” tutup Carry.
Direktur Utama Gatra Media Group Budiono Kartohadiprojo mengatakan dalam sambutan Gatra Executive Forum 2013 Penghargaan yang dianugrahkan Gatra kepada para CEO yang memiliki inovasi merupakan salah satu wujud dari pemberitaan kebijakan Gatra yang tidak menganut kebebasan untuk kebabasan, melainkan Gatra menganut apa yang terbaik untuk merah putih itulah yang terbaik untuk Gatra.
Gatra tidak mengabdikan kebebasanya untuk kebebasan semata, melainkan semata-mata mengabdikan untuk merah putih. Dan lain dari pada itu terkait globalisasi yang menafikan batas-batas wilayah Negara telah menetapkan korporasi multinasional sebagai lembaga yang sangat berperan dan menentukan hubungan kepentingan antar bangsa, sehingga tidaklah berlebihan bila dikatakan para pengusaha dan para industriawan nasional merupakan patriot bangsa yang sangat menentukan matrabat dan kedaulatan bangsa.
(Disarikan dari beberapa sumber Majalah Gatra Edisi Khusus CEO Inovatif, sambutan Dirut Gatra Media Group dan Sambutan Redaktur Pelaksana Majalah Gatra)
0 komentar:
Posting Komentar